source : www.kyotostation.com |
Jadi, ngga tahu kenapa setelah pergi ke Jepang, aku mendapatkan banyak bahan inspirasi untuk ditulis. Ceritanya euforia mengunjungi Jepang masih kerasa ya, padahal sudah berlalu 2 bulan yang lalu. Kali ini mau mengulas public transportation di Kyoto.
Jadi di Jepang itu jarang sih ada mobil. Ada tapi ngga sebanyak yang lalu lalang di Kota Surabaya. Hampir semua penduduknya memanfaatkan public transportation yang ada, atau untuk mereka yang mau praktis dan efektif waktu sih biasanya ke mana-mana naik sepeda kayuh.
Di Jepang, tarif public transportation-nya berbeda-beda berdasarkan kota maupun prefektur. Tarif transportasi tersebut juga dibedakan antara wisatawan dengan penduduk lokal ataupun warga asing yang menetap di Jepang. Aku ngga tahu pastinya berapa tarif untuk penduduk lokal dan warga asing yang menetap, tapi denger-denger tarif mereka lebih mahal dibanding tarif transportasi untuk wisatawan, meskipun transportasi yang digunakan sama. Katanya sih untuk menarik minat wisatawan untuk datang ke Jepang. Karena Jepang terkenal dengan living cost yang tinggi jadi masih ada beberapa orang yang ragu untuk datang ke Jepang. Nah tarif tranportasi yang rendah untuk wisatawan itu termasuk kebijakan pemerintah Jepang agar wisatawan tertarik datang ke Jepang.
Aku sudah mencoba beberapa transportasi di Jepang mulai dari Osaka, Kyoto dan Nara. Menurutku tarif transportasi yang termurah ialah di Kyoto. Di sana, tarif 1 day pass unlimited ticket bus untuk wisatawan dihargai 500 Yen (Kurang lebih Rp 60.000,-). Dengan menggunakan 1 day pass ticket bus itu, kita bisa mengunjungi seluruh landmark dan sightseeing-nya dari Kyoto. Dan jangan khawatir ada tambahan biaya, karena tiket bus itu sudah cover ke semua tempat wisata di Kyoto asal kalian ngga nyasar. Persiapkan peta (biasanya dikasih ketika kalian beli tiket ini), perhatikan rute bus, akan lebih baik jika kalian punya koneksi internet karena dengan google maps kalian bisa melihat letak halte terdekat, nomor bus, tujuan bus, rute yang dilewati, waktu yang ditempuh bahkan disertai dengan tarifnya. Dan jangan khawatir, setiap akan stop di halte tertentu, pada bagian depan bis ada semacam layar yang menampilkan nama halte tempat bus berhenti dilengkapi dengan bahasa Inggris, jadi ngga perlu lagi deh khawatir nyasar.
Pertama kali coba naik bus di Kyoto ini ialah mencoba rute dari Kyoto station menuju Arashiyama Bamboo Grove dan surprisingly, it was a great experience. Kalian bisa merasakan kota Jepang yang ngga terlalu hectic seperti di Osaka maupun Tokyo. Di Kyoto masih tenang, beberapa bangunan khas Jepang masih banyak dijumpai. Perjalanan selama 1 jam dari Kyoto station ke Arashiyama ngga terasa melelahkan maupun menjemukan karena sepanjang jalan banyak pemandangan yang ngga bisa dilewatkan.
Naik bus juga lebih tenang, sangat jauh dibanding dengan MRT, train dan semacamnya. Di train dan MRT orang cenderung hmm apa ya... I can't describe it but, kamu akan menemukan ketenangan dan ngerasa seperti terburu-buru seperti saat naik train. Emang naik bus agak sedikit ribet karena kalian harus cari halte yang kadang ngga mudah sih buat ditemukan, terus harus menemukan nomor bus yang tepat, waktu tempuh juga lebih lama dibanding train, tapi percaya deh semua itu worth it to try kok.
Jadi sempet mikir, enak kali ya di negara maju, kalau buntu bisa naik bus keliling-keliling kota, duduk persis di dekat jendela kaca, terus menikmati aja, membiarkan pikiran-pikiran mengembara sampai mood balik bagus lagi. Soalnya kalo naik transportasi di Surabaya untuk mengembalikan mood sih yang ada bukan malah seneng tapi mood tambah ancur kena panas, macet, bau ngga enak, belum lagi ketemu orang yang kadang-kadang pepet-pepet ngga jelas. Hmmm tapi emang ada gitu ya, warga negara maju yang segabut itu? haha.
"a developed country is not a place where the poor have cars, it's where the rich use public transportation." (Gustavo Petro)
0 komentar