Mencecap Panggung Konferensi Ilmiah Internasional Pertama di Negeri Sakura

by - Juni 07, 2017




            Mengikuti kegiatan ber-level internasional merupakan mimpi dari setiap mahasiswa. Beragam kegiatan internasional yang dapat diikuti antara lain student exchange, youth forum maupun international conference. Kesempatan mengikuti ajang internasional tersebut terbuka lebar karena informasi mengenai kegiatan bertebaran di internet maupun mading fakultas.
           Pada bulan Januari 2017 lalu, informasi mengenai international conference berkaitan dengan bidang social science dirilis. Kegiatan international conference tersebut diselenggarakan oleh Dignified Researchers in Humanities Social Sciences (DRHSS), yakni sebuah lembaga penyelenggara konferensi ilmiah tingkat internasional. DRHSS merupakan asosiasi yang secara khusus mengembangan kajian tentang ilmu budaya dan ilmu sosial. Kegiatan konferensi tersebut diselenggarakan pada bulan April 2017 dengan mengambil lokasi di Kyoto, Jepang.
            Setelah mempertimbangkan bahwa kesempatan untuk menjadi delegasi universitas dalam kegiatan international conference ini tidak boleh dilewatkan begitu saja, terlebih lagi sebagai mahasiswa tingkat akhir yang belum menunjukkan prestasi maupun kontribusi yang signifikan bagi almamater, akhirnya saya mencoba untuk mengirimkan abstract submission. Selang beberapa minggu kemudian, pada pertengahan bulan Februari 2017, saya mendapat informasi bahwa abstract tersebut diterima dan dapat mengirimkan naskah full paper-nya. Saya bergegas menyusun full paper dengan sebaik mungkin, dan mengirimkan kembali pada reviewer committee. Setelah beberapa tahap perbaikan pada akhirnya saya menerima notifikasi bahwa paper saya diterima dan berhak menjadi delegasi dan mempresentasikan paper tersebut pada forum internasional. Senang? Pasti. Mimpi saya akhirnya terwujud, pergi ke luar negeri bukan sebatas untuk ‘jalan-jalan’ biasa, tapi juga berkarya.
            Akhirnya setelah proses panjang yang mendebarkan, pada tanggal 19 April 2017 saya berhasil menggapai Jepang. Esoknya, saya berangkat dari Osaka menuju lokasi konferensi di Kyoto. Hari pertama, bukanlah kegiatan inti. Di hari tersebut hanya sebatas perkenalan antar peserta konferensi, penjelasan teknis konferensi, pembagian jadwal dan ruangan. Hari ketiga di Jepang, barulah saya mengikuti rangkaian kegiatan konferensi. Kegiatan dibuka oleh Prof. Kazuaki Maeda dari Chubu University Japan. Dilanjutkan dengan keynote speakers yang merupakan para ilmuwan dengan risetnya yang telah diakui secara internasional. Saya bertemu dengan banyak peserta yang mayoritas merupakan dosen, PhD candidate, mahasiswa S2. Hanya terdapat 3 tim yang merupakan mahasiswa tingkat S1. Peserta delegasi berasal dari beragam negara, antara lain Indonesia, Thailand, Taiwan, India, Korea Selatan, Jepang, Qatar, Iran, Sri Lanka, Hong Kong, Rusia, dan China.
            Di kesempatan tersebut saya memprentasikan paper berkaitan dengan implementasi E-Governance pada negara berkembang dengan studi kasus di Kota Surabaya. Nervous? Tentu. Presentasi di depan kelas memang hal yang biasa, namun ini adalah panggung international conference saya, dimana saya harus mempresentasikan paper ilmiah dihadapan akademisi dari seluruh dunia dengan bahasa inggris yang bukan bahasa sehari-hari yang saya gunakan. Berbagai kekhawatiran muncul, padahal saya sudah cukup mempersiapkan ini dengan baik dan berlatih, mengulang-ulang apa yang akan disampaikan di atas panggung konferensi. Namun pada akhirnya saya berhasil melewati itu dan beragam tanggapan muncul dari peserta maupun session chair terkait paper yang saya presentasikan. Diskusi, tanggapan, pertanyaan dari berbagai perspektif muncul dan tentunya menambah diskursus tentang ilmu administrasi publik yang selama ini saya pelajari.
            Pengalaman mengikuti kegiatan di luar negeri membawa manfaat yang luar biasa. Saya berkesempatan membuka wawasan seluas-luasnya, meningkatkan kemampuan berbahasa asing, membentuk karakter agar lebih percaya diri, serta membuka relasi sebanyak-banyaknya dengan para pengajar, pakar serta mahasiswa lain dari beragam belahan dunia, serta mengenalkan Indonesia. Di samping itu, tentunya saya bisa berjalan-jalan gratis ke luar negeri.
            Pada akhirnya, saya juga merenungi bahwa sesekali juga perlu untuk melibatkan diri dalam kegiatan internasional. Dunia sudah berubah dan setiap orang dituntut untuk berkarya, memiliki daya saing dengan warga dari belahan dunia lainnya. Dengan mengikuti forum internasional, kita bisa belajar untuk menyelaraskan diri kita, meningkatkan kapasitas agar se-level dengan standar pelajar-pelajar lain di luar negeri. Saya belajar untuk serius dan fokus dengan bidang yang saya sehingga ada kontribusi kita pada disiplin ilmu yang saya pelajari, dan ilmu tersebut membawa manfaat.
            Terima kasih kepada Direktorat Kemahasiswaan Universitas Airlangga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Departemen Ilmu Administrasi Negara yang telah mendukung dan membiayai secara penuh keikutsertaan saya dan rekan saya dalam kegiatan International Conference on Arts, Social Sciences, Humanities and Interdisciplinary Studies 2017 di Kyoto Jepang. Serta terima kasih kepada rekan saya se tim, Choiriyah Basnawi atas kerjasamanya yang luar biasa, dan perjuangan yang berdarah-darah sehingga kita berdua bisa mencecap panggung international conference kita untuk pertama kalinya.



You May Also Like

0 komentar