Sepulang dari jalan-jalan HK dan Macau,
seminggu kemudian adikku mengutarakan keinginannya untuk mencoba solo traveling
ke Semarang. Sebagai kakak yang baik (of course I am) ngga tega sih membiarkan
dia jalan-jalan sendirian. Akhirnya kami sepakat untuk jalan-jalan berdua
menikmati liburan natal dan tahun baru.
Mulai lah aku berburu tiket dan
penginapan murah. Ngga cukup murah saja sih, tapi juga cari yang menawarkan
promo. Beruntung beberapa e-commerce masih
menawarkan promo cashback hingga diskon untuk tiket kereta dan hotel. Setelah
membandingkan promo dari berbagai macam e-commerce
akhirnya aku memutuskan membeli tiket dari tokopedia dan memilih tiket
kereta yang paling murah, yaitu kereta ekonomi Maharani seharga 49.000 (one way). Untuk biaya tiket kereta total
Rp 211.000 (include tax) dan mendapat
cashback Rp 100.000 yang masuk ke
tokocash.
Setelah urusan pertiketan beres,
mulai lagi mencari promo penginapan murah yang sesuai dengan budget kami. Ada 2
hostel murah di Semarang yang bisa dipilih, DS Layur Hostel dan juga Sleep and
Sleep Capsule Hostel yang keduanya sama-sama berlokasi di Kota Lama Semarang. DS
Layur Hostel menawarkan harga per malam 41.000 disertai free air mineral dan
pop mie setiap harinya sedangkan Sleep and Sleep Capsule Hostel harga per
malamnya 38.000 tanpa free apapun. Pilihan jatuh ke Sleep and Sleep Capsule
Hostel karena terlihat lebih instagramable
haha dan lokasinya lebih dekat jika berjalan kaki dari Stasiun Tawang
maupun Stasiun Poncol.
Problemnya, tiket kereta Maharani
ternyata berangkat pukul 06.00 dari Pasar Turi sedangkan aku dan adik berangkat
dari Jombang. Baru ingat ternyata masih punya diskon airyrooms sebesar 100.000
akhirnya kami putuskan menginap semalam di Surabaya menggunakan airyrooms
termurah di De Ritz Surabaya, rate per
malamnya saat itu 124.000 sehingga masih perlu membayar 24.000 karena diskon
airyrooms yang aku dapatkan hanya 100.000
Hari pertama di Semarang, kami jalan
kaki dari Stasiun Poncol menuju Hostel. Lumayan sih, sekitar 900 meter tapi
tidak terasa karena kami berjalan menyusuri Kota Lama di mana banyak spot foto dan banyak yang bisa dilihat, jadi jalan
kaki sejauh 900 meter pun ngga kerasa juga. Sesampainya di Hostel kami belum
bisa check in tapi diperbolehkan menggunakan toilet, wifi. Akhirnya kami
istirahat sholat. Jam 13.00 kami berencana naik Grab dari hostel menuju museum karena
ingin mencoba free shuttle bus Jawa Tengah, orang sini sih bilangnya bis
tingkat. Berdasarkan informasi, bus berangkat 2 kali sehari namun sumber lain menyebutkan bawa bus hanya beroperasi saat weekend saja. Bus ini berkeliling wisata-wisata di pusat Kota Semarang, tapi berhentinya hanya sebentar-sebentar antara 10-15 menit. Nah, tapi karena jadwalnya ngga pasti dan informasi kurang jelas, akhirnya kita mengubah rencana dari yang semula jalan-jalan keliling Kota Semarang dengan bus tingkat menjadi jalan-jalan ke kota tua dan melihat Gereja Blenduk. Jalan kaki dari hostel sekitar 1 km dengan panduan google maps akhirnya sampailah di destinasi kota tua.
Kota Semarang |
Kota Tua |
Trotoarnya nyaman |
GPIB Immanuel Semarang aka Gereja Blenduk |
Barang-barang antik di Pasar Klitikan Semarang |
Setelah puas berfoto dan menikmati suasana di Kota Tua Semarang, akhirnya tujuan selanjutnya ialah berburu Lekker Paimo. Kuliner ini cukup terkenal karena sering masuk acara kuliner di televisi. Pertama kali datang, ramai sekali dan butuh antri 2 jam untuk mencicipi sepiring Lekker Paimo dengan isian tuna, telur, sosis, dan keju mozzarella dengan level kepedasan tingkat dewa (Rp 28.000,-)
Lekker Gurih dengan Tuna, Sosis, Telur, dan Keju Mozzarela |
Menjelang sore karena bingung ke mana lagi, akhirnya kami googling tujuan wisata di Semarang dan kami memutuskan pergi ke Kampung Pelangi Semarang. Wisata ini baru saja dibuka, kalau kalian pernah main ke Kampung Warna Warni Jodipan di Malang, Kampung Pelangi Semarang ini mirip-mirip sih. Awalnya merupakan pemukiman kumuh, namun Pemkot Semarang mengatasi permasalahan tersebut dengan mengubah pemukiman kumuh menjadi Kampung Pelangi. Jangan lupa bawa air minum, topi dan kacamata jika berkunjung ke sini karena udaranya cukup panas. Oh iya, masuk Kampung Pelangi ini gratis, tidak ada entrance fee-nya.
Pemandangan dari Puncak Kampung Pelangi |
Setelah dari Lawang Sewu kami belum
lelah. Akhirnya kami menyusuri Simpang Lima Kota Semarang, beli jajanan seperti
tahu gejrot. Malam hari, karena kami merasa lapar akhirnya mencoba makan Nasi
Ayam yang sangat aku cintai itu. Rekomendasi Nasi Ayam terenak menurutku
adalah Nasi Ayam Bu Wido yang berada di Jalan Gajah Mada, cukup jalan kaki sejauh 800 meter dari Kawasan Simpang Lima Semarang.
Nasi Ayam Bu Wido |
Simpang Lima Semarang |
Pukul 11 malam kami baru kembali ke Hostel untuk beristirahat karena esoknya harus menempuh
perjalanan panjang ke Ambarawa dan Bendungan mengunjungi Susan Resort &
Spa, Umbul Sidomukti dan juga Candi Gedongsongo. Dan ternyata rencana hanyalah rencana, karena jauh dan tidak ada akses kendaraan umum menuju ke sana, akhirnya batal sudah semuanya. Rencana pergi ke Ambarawa dan Bendungan akhirnya diganti dengan menikmati kuliner pagi di Nasi Pindang Kudus & Soto Sapi Gajahmada. Rasanya biasa aja, kurang cocok buat aku. Terus porsinya dikit banget ya Allah, mana mahal banget lagi :') ngga bakal ngulang deh kayaknya, cukup sekali doang aja biar tau. (terpengaruh review akun kuliner di instagram)
Abis itu karena masih lapar, aku pergi ke Lumpia Gang Lombok sekalian main ke Klenteng Tay Kak Sie. Lokasi keduanya berada di satu gang yang sama yaitu Gang Lombok, jadi tinggal lurus aja, setelah Lumpia Gang Lombok jarak beberapa meter ada klenteng Tay Kak Sie.
Nasi Pindang dikit banget porsinya sepiring kecil |
Soto Kudus ga ada isinya. |
Setelah itu perjalanan menyusuri Kota Semarang masih berlanjut yaitu ke Masjid Agung Jawa Tengah yang punya payung raksasa ala-ala Masjid Nabawi di Madinah. Jaraknya cukup jauh dari Gang Lombok, tarif Grabnya sekitar 35 ribu rupiah. Kami leyeh-leyeh dan ngadem beberapa jam di Masjid Agung Jawa Tengah ini dikarenakan waktu itu musim hujan.
Setelah hujan reda, barulah kami meneruskan jalan-jalan yaitu ke Sam Po Kong. Nah ini agak jauh juga sih karena ada di wilayah Semarang Barat, terus jalanan super macet juga. Jadi pukul 15.30 kita baru tiba di Sam Po Kong. Tarif masuk Sam Po Kong pada weekend ialah Rp 8.000,- sedangkan weekdays Rp 5.000,-. Namun jika ingin masuk ke area sembahyang maka wajib membayar lagi sebesar Rp 20.000,-.
Itulah rangkuman perjanan 3 hari 2 malam di Kota Semarang, semua biaya untuk makan + transportasi + hotel kurang lebih Rp 500.000,-. Jadi Semarang bisa jadi tujuan weekend getaway terutama yang berdomisili di Jawa.
0 komentar