the wanderer & story teller

Tulisan ini aku bikin karena banyak banget pertanyaan seputar budget yang harus disiapkan untuk liburan ke luar negeri. Well, sejauh ini sih negara yang paling terjangkau untuk dikunjungi ya Malaysia ini sih. Faktor jarak yang bisa dibilang dekat karena hanya butuh 3 jam terbang dari Surabaya ke Kuala Lumpur membuat tiket penerbangan antar Indonesia dengan Kuala Lumpur dapat dibeli dengan harga murah, apalagi ketika final call maskapai Airasia bisa-bisa kalian cuma perlu membayar Rp 400.000 saja. Ini penting sih, karena hal paling utama kalau mau liburan ya tiket pesawat. Kalau tiket pesawat udah ditangan, hal lainnya tinggal mengikuti saja. Misal kalian cuma punya 2 juta, untuk 500ribu dialokasikan untuk tiket pesawat, nah untuk penginapan tinggal pilih aja mau stay di hostel seharga 50ribuan atau mau hotel mevvah dengan infinity pool yang cukup instagramable. Kali ini aku akan share sih pengalaman liburanku ala backpacker di Malaysia.


TICKET!
Yang perlu diburu adalah tiket promo. Karena aku sering terbang dengan Airasia dan sering booking hotel melalui situs Agoda.com aku bisa dapat big poin Airasia yang bisa ditukar dengan tiket penerbangan saat final call. Tapi ngga 100% gratis ya, seatnya sih 0 rupiah tapi kita tetep harus bayar airport tax. Nah airport tax ini kurang lebih 400 ribu. Jadi untuk tiket PP Surabaya-Kuala Lumpur cukup bayar 400 ribu, murah bukan? kalau kalian ngga punya loyality poin Airasia tetep bisa sih beli tiket murah. Caranya beli waktu final call tahunan, paling mahal mungkin sekitar 800 ribu saja.

HOTEL!
Nah, selain tiket selanjutnya yang harus dipersiapkan adalah hotel. Di Malaysia banyak hotel murah bertebaran, harganya 11:12 sama harga hotel di Indonesia. Sayangnya, sekarang ini pemerintah Malaysia memberlakukan pajak hotel sebesar 30 ringgit (Rp 33.000) untuk semalam menginap di semua hostel/hotel di Malaysia, jadi kalau kalian menginap 3 malam siapkan budget untuk pajak hotel sebesar 30 ringgit ya.

Kalau kalian menginap di Kuala Lumpur, lokasi yang strategis ialah di daerah Pasar Seni, Bukit Bintang, atau Chinatown (Petaling Street). Di area tersebut banyak hotel murah bertebaran, selain itu juga dekat dengan sightseeing dan pasar, jadi gampang kalau mau cari pernak-pernik murah dan makanan. Rate hotel di daerah tersebut beraneka ragam, paling murah mungkin sekitar 150 ribu/night. Dari area-area tersebut juga kalian akan mudah menemukan public transport, bahkan free bus yang biasa dikenal dengan bus GOKL.

TRANSPORT!
Setiba di bandara KLIA, kalian bisa memilih beberapa opsi transport untuk menuju ke pusat kota Kuala Lumpur. Yang paling banyak dipakai biasanya KLIA EXpress (kereta cepat) dengan tarif 55 ringgit (Rp 185.000) dengan waktu tempuh sekitar kurang lebih 30 menit saja. Sedangkan bagi para backpacker pasti lebih memilih Bus dengan tarif 12 RM (Rp 40.000) dengan jarak tempuh sekitar 1 jam. Untuk kenyamanan, KLIA Express lebih nyaman, namun Bus lebih murah jauh dibandingkan dengan KLIA Express. 
bus from KLIA2 - KL Sentral
source: (here)
inside the bus from KLIA2 - KL Sentral
source: (here)

KLIA Express from KLIA2 - KL Sentral
source: (here)

inside KLIA Express train

Untuk transportasi di dalam Kuala Lumpur dan wilayah lainnya, kalian bisa gunakan bus gratis yaitu GOKL, MRT, LRT, bus, dll. Tarifnya pun murah, untuk 1 hari cukup siapkan budget 20 RM (Rp 65.000) untuk berkeliling di Kuala Lumpur. Kalau pergi berkelompok misalnya 4 orang, coba gunakan alternatif semacam grab maupun uber biasanya sih bakalan lebih murah kalau patungan.

CULINARY!
Cukup banyak makanan murah yang bisa ditemui di Malaysia. Bahkan harga restoran fast food di sini lebih murah dari kebanyakan restoran fast food di Indonesia. Misalnya seporsi fried chicken dengan nasi lemak dan coleslaw (salad kol) dengan cola 1 gelas harganya cuman 10 ringgit (Rp 33.000). Kalau pagi-pagi kalian juga bisa makan di daerah Central Market atau yang biasa dikenal juga dengan Pasar Seni, nasi lemak sebungkus hanya 3 RM (Rp 10.000), pokoknya murce semua. Harga makanan di Malaysia hampir sama dengan di Indonesia. Bahkan di KLIA2 ada restoran yang udah jadi langgananku sejak dulu ialah NZ Curry House karena murah, porsinya banyak dan yang jelas makanannya wenaqueee!



Nasi Ayam 7.40 RM Score 4/5
Nasi Lemak Ayam 10 RM Score 5/5
Jadi semakin sering aku pergi, semakin dapat aku menyimpulkan bahwa sebenarnya backpacker ke luar negeri seperti Malaysia lebih murah dibandingkan jalan-jalan ke Bali, Lombok, Makassar, Bandung. dll. Di luar negeri fasilitas transport umum lebih terjangkau dan sangat nyaman, bahkan banyak sightseeing yang gratis tanpa perlu membayar. Jadi coba main-mainlah ke luar negeri, pengalaman bertemu orang baru dan berdiri di tanah yang baru pasti seru!
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Hampir setiap kali pergi ke traveling baik ke luar negeri maupun di dalam negeri pasti yang di cari selain tiket murah adalah penginapan. Nah kalau aku, hampir setiap traveling nginepnya di hostel. Kenapa? ya karena murah. Dan prinsip aku dari dulu, ngapain nginep di hotel bagus-bagus orang cuma buat tidur aja kalau malem, pagi cabut lagi jalan-jalan. Dan sejauh ini aku juga ngga pernah sih pilih-pilih tempat nginep, asal toiletnya bersih dan deket sama public transport station.

Nah, karena keseringan nginep di hostel. Aku jadi punya beberapa pengalaman seru dan aneh-aneh. Fyi, aku mulai kenal hostel sejak tahun 2015 waktu awal-awal berani nyoba traveling ala backpacker gitu dan hostel pertama yang aku coba di Melaka-Malaysia. Dan disitu lansung kaya yang "wah, traveling selanjutnya di hostel aja terus!!!"

Selain murah, tidur di hostel juga bisa bikin kita menambah pertemanan. Soalnya kita kan bakal tidur di satu ruangan yang punya banyak bed. Jadi di ruangan kamar itu kita bisa ketemu macem-macem orang dari berbagai negara; macem-macem orang dengan segala karakternya; macem-macem orang dengan segala tingkah dan kelakuan antiknya; dan macem-macem orang dengan segala bau badan dan bau kentutnya. Buat aku sih wajib cobain pengalaman baru menginap di hostel minimal sekali seumur hidup. Hehe, dan inilah cerita aku, tapi sorry banget aku ngga bisa sebutkan nama hostelnya apa.


MALACCA
Waktu di Melaka ini aku menginap di mixed dorm karena itu satu-satunya kamar yang disediakan hostel yang aku pilih. Hostel ini sangat strategis karena cuma berjarak 100 meter dari Jonker Street, pasar malamnya Melaka. Di hostel ini, tersedia 10-12 bed di dalam satu ruangan yang besar, toiletnya ada di luar ruangan ya. Sekamar campur cewek cowok, nah di sinilah aku pertama kali ketemu kelakuan-kelakuan traveler yang menginap di hostel sampe bikin geleng-geleng kepala. Pertama datang baru leyeh-leyeh 1 jam, tiba-tiba ada bule cewek buka baju gitu aja, ngga sampe naked sih tapi tetep aja kan, karena disitu ada aku, Dion, 1 cowok Jepang, dan 1 bule cewek lain. Terus ada juga bule yang tiap jam 2 malam baru pulang dan berisik, gedubrak-gedubruk ga karuan. Ada lagi nih yang bikin sebel, orang sahut-sahutan ngorok keras banget. Tapi waktu di sini ketemu sama mbak-mbak dari Italia sudah traveling 3 tahun dan ga pernah pulang, jadi bisa tau pengalaman dia ngapain aja selama 3 tahun itu.

SINGAPORE
Nah kalau di Singapura ini perginya Februari 2017 tahun lalu. Sebenarnya kalau pergi berdua begini lebih suka di hotel aja sih karena lebih nyaman dan bisa patungan juga. Tapi karena harga hotel di Singapura mendekati rate 1 juta/malam dan yang paling murah sekitar 500 ribu/malam tapi di pinggiran, daerah red district jadi akhirnya aku dan Cho memutuskan menginap di hostel dengan rate 200 ribu/malam. Singapura memang negara yang cukup mahal.

Di SIngapura ini, hostelnya lebih nyaman dibandingkan dengan hostel lain yang pernah aku tempati. Dalam satu ruangan terdapat 6 bed yang cukup besar dan empuk, lalu ada tirai di setiap bed jadi lebih private meskipun hostel. Waktu check in, di kamar sudah ada unnie-unnie Korea berdua yang ternyata rempong abis! Kopernya sungguh gede, kira-kira 32 inch sehingga memenuhi ruangan, kadang juga suka nyantolin handuk sembarangan. Mereka setiap pagi berisik, ngobrol keras-keras di depan kaca sambil makeup dan catokan. Kami jarang berinteraksi sih sama onnie-onnie ini karena agak susah berbahasa Inggris. Lalu di suatu malam, aku sama Cho sudah hampir tepar, kita kecilin ACnya jadi 25 derajat kira-kira, terus waktu bangun pagi langsung menggigil eh gataunya suhu AC udah jadi 16 derajat :'(( siyal. Kemudian juga di suatu malam, kita pulang ke hostel dalam keadaan ruangan kamar yang sudah gelap, terus kita nyalain lampunya karena mau naroh-naroh barang dan langsung kaget dong liat muka super putih dengan lipstik merah menyala, kukirain syetan ternyata onnie Korea sudah tidur terlelap sebelum dia sempat bersihin makeup.

KUALA LUMPUR
Sebenarnya di Kuala Lumpur, tarif hotel dengan hostel tidak berbeda jauh kok asalkan perginya berdua. Karena untuk bayar hostel 2 orang, kalau patungan sudah bisa sewa kamar hotel bintang 2 yang cukup nyaman. Waktu itu menginap di mixed dorm dengan 8 bed tapi yang terisi hanya 5 bed saja. Ada 2 bule menginap, yang bawah cewek yang atas dipake cowok. Sekamar itu tidak banyak berinteraksi dan cuman sekedar menyapa 'say hi' aja karena udah pada asik sendiri-sendiri. Kemudian waktu subuh mau ke toilet, aku mendapati 2 bule cewek-cowok yang tidur di bed atas-bawah itu sudah berada di bed bawah dua-duanya. Waduh-waduh, untung ngga denger suara macem-macem semalem, hehe

HONG KONG
Kalau yang di Hong Kong ini hostelnya sempit banget. Berada di 1 gedung apartemen di seberang ladies market yang satu gedung itu diisi banyak hostel. Jadi kalau di Hong Kong setau aku, hostel, homestay, guesthouse, dan beberapa hotel kecil itu bukan berada di bangunan tersendiri tapi ada di dalam bangunan apartemen. Jadi kadang kita menginap di hostel yang berbeda, tapi ternyata hostelnya itu masih di satu apartemen bahkan satu tower. Jadi agak jadi PR sih kalau mau cari lokasi hostel kita. Aku juga muter-muter hampir 1 jam untuk menemukan bangunan apartemen hostelku di Hong Kong.

Hostel yang aku book ini, sekamar cuman ada 4 bed, tapi positifnya di kamar itu ada kamar mandi dalam jadi masih cukup nyaman. Di kamar ini sudah diisi 2 orang lokal dan 2 bed lain untuk aku dan temenku Mbak Ninuk dari Jogja. Jadi karena kita ngobrol-ngobrol ketahuan lah tante-tante ini sudah tinggal di dorm 3 bulan karena apartemennya sedang direnovasi. Jadi itu kondisi kamar sudah kaya kamar kosan. Isinya banyak dan penuh. Sampe di atas lemari toilet (yang buat simpen sabun, shampo, dll) dijadiin tempat buat naruh jeruk, apel,dll. Awalnya ramah, kalau ditanyain misalnya saklar lampu buat toilet yang mana, saklar buat colokan atas yang mana, tapi lama-kelamaan jutek gitu, padahal kalo ngga kepepet banget kita ngga tanya kok :"( sampe aku dan Mbak Ninuk sebel sendiri terus kita ngedumel pake bahasa Jawa wqwq jangan ditiruuuu.

Terus tante-tante yang satu itu, kalo udah di toilet super lama, bersihin makeup pun lama, pasang makeup pun lama (mungkin dia menerapkan 10 steps korean skincare routine) tapi ya ngga di toilet juga kali bu :"(. Jadi kadang bete juga nungguin, dari kebelet sampe udah ilang ngga kebelet lagi, atau mau wudhu terus nunggu kelamaan sampe waktu sholat udah mau abis. Tapi enaknya ketemu orang lokal, kalau ditanya-tanyain misalnya tentang sightseeing atau public transportnya mereka bisa kasih jawaban yang bener. Emang local guide itu paling top, kalo ketemu yang ramah hehe

JAKARTA
Nginep di Jakarta, karena dapat penerbangan transit yang agak lama, jadi pergi ke pusat kota buat jalan-jalan. Terus ketemu bule blesteran Israel-Inggris yang sudah lama stay di China jadi guru bahasa Inggris, namanya Aissar. Jadi kita ngobrol-ngobrol, terus lama-kelamaan dia ngajak jalan bareng karena ke Jakarta ini dia pergi sendiri, dikiranya aku tau Jakarta karena aku orang Indonesia padahal aslinya buta :') Kita jalan bareng ke Kota Tua, ke Museum Fatahillah, ke Monas, terus kulineran dan yang paling aneh sih nganterin dia naik gojek karena penasaran dan berujung ditraktir ice cream Ragusa. Tapi pas bayar bill ada kejadian ngga enak sih, dia kaget gitu dan langsung bilang 'wtf, ini kan Indonesia. Masa harga es krim 3 scoop udah seharga nasi satu porsi.' langsung rasa ngga enakanku sebagai orang Indonesia keluar, kaya sungkan gitu lo. Kutawarin dia makan soto betawi tapi dia nolak karena vegetarian.

Jadi kira-kira begitu sih pengalaman menginap dari hostel ke hostel baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pokoknya kalau setiap traveling tapi duit lagi tipis, atau traveling sendirian, bisa dipastikan aku akan tidur di hostel. Ada senengnya, ada sebelnya, ada uniknya. Belum lagi kalau main ke negara yang mahal, yang rate hotel melatinya aja 500k/night dan lokasinya di red district, itu mending nginep di hostel tapi nyaman dan di pusat kota sih.

Buat ciwi-ciwi berjilbab kalau mau nyobain hostel usahakan cari yang female dorm ya, bukan yang mixed dorm. Karena agak PR juga ya kalo ambil yang mixed dorm, kalian ga bisa lepas jilbab. Ngga nyaman juga kan tidur pake jilbab. Biasanya ada juga bule yang kepo, pasti kalian ditanyain kenapa pake jilbab terus dan berujung pertanyaan lainnya, kalian harus siap kasih jawaban yang bener. Agak susah juga buat yang muslim sholat di hostel karena kalo aku ngerasa ngga enak aja sama tamu lainnya, jadi kalau di hostel kadang aku sholatnya di luar. Tapi bonusnya, kalau kalian nginep di mixed dorm tiap pagi pasti ada aja cowo ganteng yang nyapa 'good morning' sambil senyum manis gitu, unchhh ingin kupeluk saja sambil kasih morning kiss (lo?) hahahaha

hostel 1 : source
hostel 2 : source

hostel 3 : source


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me



Holla, I'm Hikmatus Sabilil Izzah or known as Hikma (22 yo). I recently graduated from college with bachelor degree in Public Administration at Airlangga University. This is my page to talk about travel, lifestyle, and my thoughs. I started to traveling since 3 years ago, and my first country is Malaysia. Since then, I've backpacked through Asia and Indonesia. Thanks so much for reading. I'm so glad you're here!




SOCIAL MEDIA




Categories

  • China (1)
  • college (11)
  • conference forum (2)
  • Culinary (3)
  • Indonesia (2)
  • Jawa Timur (1)
  • jepang (6)
  • Kuala Lumpur (2)
  • life (18)
  • Macau (1)
  • Malaysia (2)
  • online shopping (1)
  • opinion (18)
  • paspor (1)
  • review (2)
  • sajak (1)
  • Semarang (1)
  • thought (24)
  • tips (3)
  • traveling (12)
  • visa (2)

recent posts

Blog Archive

  • ▼  2018 (5)
    • ►  Juli (2)
    • ▼  April (2)
      • Liburan Luar Negeri, Budget Domestik
      • Dari Hostel Ke Hostel
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (9)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (8)
  • ►  2016 (4)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2015 (2)
    • ►  Juni (2)
  • ►  2014 (14)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (12)
  • ►  2013 (4)
    • ►  September (4)
  • ►  2012 (6)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (3)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2011 (7)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

VISITORS

Popular Posts

  • 10 Jam di Macau
    Semenjak bergabung di grup facebook Pemburu Tiket Promo, aku jadi lumayan update tentang promo tiket murah. Pada bulan September 2017, sese...
  • WEEKEND GETAWAY: 3D2N MENJELAJAH KOTA SEMARANG
    Sepulang dari jalan-jalan HK dan Macau, seminggu kemudian adikku mengutarakan keinginannya untuk mencoba solo traveling ke Semarang. Sebag...

Created with by ThemeXpose